ANALGETIK
ANALGETIK
Definisi Analgetik
Analgesik merupakan zat-zat yang
dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan aksi sentral atau perifer
tanpa mengganggu kesadaran. Berdasarkan mekanisme kerjanya, analgesik dibagi
dalam dua kelompok yaitu analgesik opioid dan analgesik non-opioid. Analgesik
opioid merupakan golongan obat yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) dan
bila digunakan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan ketergantungan pada
sebagian pemakai. Analgesik nonopioid merupakan golongan obat yang walaupun
kerja utamanya adalah pada sistem saraf perifer, dapat pula bekerja pada sistem
saraf pusat. Analgesik non-opioid dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu
golongan steroid (betametason, hidrokortison) dan golongan nonsteroid/NSAIDs
(Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs) (Mutschler, 1991; Tjay & Rahardja,
2002).
Berikut ini merupakan contoh dari struktur obat analgetik opioid/ narkotik
1. Kodein
2. Metadon
3. Morfin
Berikut contoh struktur obat analgetik golongan non opioid:
1. Paracetamol
2. Asam Mefanamat
3. Aspirin
Mekanisme kerja analgetik golongan NSAIDs
Asam salisilat yang merupakan
obat golongan NSAIDs, paling banyak digunakan sebagai analgesik, antipiretik,
dan anti-inflamasi. Asam salisilat bermanfaat untuk mengobati nyeri tidak
spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, dan neuralgia. Turunan
asam salisilat yang umum digunakan adalah asam asetilsalisilat. Asam
asetilsalisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal adalah analgesik
antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan. Mekanisme kerja obat
golongan NSAIDs ini adalah menghambat enzim siklooksigenase (COX) sehingga
menyebabkan perubahan asam arakidonat menjadi prostaglandin terganggu. Sebagai
tambahan terhadap COX, 5-lipoksigenase (5-LO) adalah enzim penting lainnya yang
terlibat dalam pembentukan asam arakidonat. Pada turunan hidrazon mempunyai
karakter farmakoforik untuk inhibisi COX dan tipe hidrazon mengandung senyawa dual inhibitor
yaitu terhadap enzim COX dan 5-LO. Sehingga senyawa turunan hidrazon lebih
poten sebagai bahan analgesik dan antiinflamasi (Almasirad et al., 2005;
Wilmana & Gan, 2007).
Contoh senyawa
Salah satu senyawa penuntun yang mempunyai aktivitas
analgetika adalah p-aminofenol. Senyawa p-aminofenol merupakan suatu senyawa
analgetika kuat dan antiinflamasi lemah yang sangat toksik. Hal yang perlu
dilakukan untuk mengurangi toksisitas dan menambah aktivitasnya dilakukan
modifikasi molekul yaitu pengubahan atau penambahan gugus fungsi yang terdapat
pada p-aminofenol. Pengubahan dapat dilakukan pada gugus amino, pada gugus
hidroksi fenolik atau pada kedua gugus amino dan hidroksi fenolik (Willette,
1982).
Permasalahan
1. Bagaimana modifikasi molekul senyawa p-aminofenol?
2. Bagaimana efek samping penggunaan analgetik golongan opioid?
3. Bagaimana jika analgetik opioid digunakan dengan penggunaan yang berulang?
4. Bagaimana efek samping dari penggunaan obat analgetik golongan non opioid?
4. Bagaimana efek samping dari penggunaan obat analgetik golongan non opioid?
Daftar Pustaka
Almasirad, A., Tajik, M., Bakhtiari, D., Shafiee, A., Abdollahi, M.,
Zamani, M.J., Khorasani, R., Esmaily, H., 2005, Synthesis and Analgesic
Activity of N-arylhydrazone Derivatives of Mefenamic Acid, J. Pharm.
Pharmaecut. Sci, 8(3), 419-425.
Mutschler, E., 1991, Dinamika
Obat, Edisi V, 88, Bandung : ITB Press
Tjay, T.H., Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan
dan Efek-efek Sampingnya, edisi V, Penerbit PT Elex Media Komputindo kelompok
Gramedia, Jakarta
Willette, R.E., 1982, Analgesic Agents, dalam J.N. Delgado dan W. A.
Remers (eds.) Wilson and Gisvold’s Textbook of Organic Medicinal and
Pharmacetical Chemistry, 8th Ed. J.B. Lippincott, Philadelphia, 637-652.
Wilmana, P.F. & Gan, S., 2007,
Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam:
Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 207-209.





Hallo utami....
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan no 1:
modifikasi molekul
yaitu pengubahan atau penambahan gugus fungsi yang terdapat pada
p-aminofenol. Pengubahan dapat dilakukan pada gugus amino, pada gugus
hidroksi fenolik atau pada kedua gugus amino dan hidroksi fenolik
Halo Utami. Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2:
BalasHapusOpioid biasanya menimbulkan berbagai efek samping seperti:
Sembelit
Mual, muntah, dan mulut kering
Mengantuk dan pusing
Linglung
Depresi
Gatal dan berkeringat
Menurunkan kadar testosteron
Kecanduan dg obat tersebut
Artikelnya bagus dan cukup membantu, disini saya coba menjawab soal no 3 yaitu penggunaan analgetik opioid secara berulang akan menimbulkan ketergantungan pada penderita/ pasien
BalasHapusHalo kak, saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3
BalasHapusJika analgetik oploid digunakan secara berulang maka Penggunaan berulang dapat mengakibatkan ketergantungan dan toleransi, tapi ini bukan alasan tidak digunakannya dalam mengatasi nyeri pada penyakit terminal. Penggunaan opioid kuat mungkin sesuai untuk beberapa kasus nyeri kronis non-keganasan; pengobatan sebaiknya diawasi oleh dokter spesialis dan kondisi pasien sebaiknya dikaji setiap interval tertentu
Assalamualaikum utami, saya mencoba menjawab soal nomor 4, yaitu efek samping dari penggunaan obat analgetik golongan non opioid yaitu, kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.
BalasHapusSaya mencoba menjawab permasalahan No 4.
BalasHapusEfek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.