ANTIHISTAMIN
PENGERTIAN HISTAMIN
      Histamin adalah sebuah zat yang dilepaskan oleh jaringan tubuh yang memberikan reaksi alergi seperti pada asma bronchial (Cidadapi, 2016). 
      Histamin adalah bioaktif  amin dengan kadar tertentu dapat menyebabkan toksik. Histamin dibentuk dari histidin dengan bantuan enzim histidin dekarboksilase, dan diproduksi pada sel mast (mast cells) di jaringan peritoneal dan jaringan konektif (Iryanti et al., 2009).


PENGERTIAN ANTIHISTAMIN
       Antihistamin adalah penghambat kompetitif histamine pada sel sasaran. Karena histamine telah dilibatkan sebagai mediator anafilaksis, maka antihistamin diresepkan intravena atau intramuskuler( Taber,1994).

MEKANISME KERJA ANTIHISTAMIN
         Mekanisme Kerja antihistamin adalah mengurangi gejala alergi dengan cara memblokir kerja enzim histamin.  Enzim  HMT atau enzim DAO/Histaminase mikroba banyak terdapat pada saluran pencernaan . Pencegahan histidin menjadi histamin antara lain menggunakan enzim yang dihasilkan oleh mikroba yaitu enzim HMT atau DAO yang mampu mencegah pembentukan histamin dari histidin, sehingga tidak bersifat toksik baik pada pakan maupun pangan.  (Iryanti et al., 2009) 



PERMASALAHAN :
1.  Bagaimana pembentukan dari histamin? 
2.  Bagaimana struktur dari salah satu contoh obat yang dapat bekerja sebagai antihistamin? dan berikan penjelasannya  
3.  Bagaimana efek samping dari obat antihistamin?


DAFTAR PUSTAKA

Cindadapi.I. E. A. 2016. Ramuan Herbal Ala Thibun Nabawi : Mengupas pengobatan herbal didalam thibun nabawi. Putra danayu,Jakarta.
Iriyanti, N, B. Rustomo, E. A. Rimbawanto. 2009. Isolasi dan Identifasi Mikroba Rumen Penghasil Antihistamin “Histamine Methyl Transferase“. Jurnal Biosfera. 26 (1) : 8-13.
Taber, B. 1994. Buku Kedaruratan obstetric dan Ginekologi. EGC, Jakarta.



Komentar

  1. Saya akan menjawab permasalahan no 3 :
    3. Beberapa efek samping, kebanyakan antihistamin dapat menyebabkan kantuk, pusing, dan mulut kering. Namun, banyak pasien yang dapat menyesuaikan diri dengan efek samping dari antistamin

    BalasHapus
  2. Hai kak utami, artikelnya bermanfaat saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, mengantuk adalah efek samping utama pada sebagian besar antihistamin golongan lama, walaupun stimulasi yang paradoksikal dapat terjadi meski jarang (terutama pada pemberian dosis tinggi atau pada anak dan pada lanjut usia). Mengantuk dapat menghilang setelah beberapa hari pengobatan dan jauh kurang dengan antihistamin yang lebih baru.

    Efek samping yang lebih sering terjadi dengan antihistamin golongan lama meliputi sakit kepala, gangguan psikomotor, dan efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur, dan gangguan saluran cerna.

    Efek samping lain yang jarang dari antihistamin termasuk hipotensi, efek ekstrapiramidal, pusing, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, palpitasi, aritmia, reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angio-edema, dan anafilaksis, ruam kulit, dan reaksi fotosensitivitas), kelainan darah, disfungsi hepar dan glaukoma sudut sempit.

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
    Histamin banyak terdapat pada sebagian besar jaringan sebagai granula pada Mast Cells atau basophil . Histamin dibentuk karena adanya enzim histidin dekarboksilase mikroba yang tumbuh optimum pada suhu 25 0C atau pada suhu 15-30 0C dan aktivitas enzim histidin dekarboksilase masih berlangsung, meskipun disimpan pada suhu 0-5 0C. Histamin melalui metabolisme nutrien akan menghasilkan asam lambung, tetapi apabila mencapai dosis tertentu, maka dapat bersifat toksik . Dengan keberadaan Histamine Methyl Transferase (HMT) dan Diamine oxsilase (DAO), histamin penyebab toksik dapat dicegah seminimal mungkin dan histamin dapat masuk ke dalam aliran darah

    BalasHapus
  4. Terima kasih artikelnya sangat bermanfaat sekali:) Saya akan mencoba menjawab no 2
    1. Bilastine merupakan antihistamin H1 yang baru dikenal luas dalam terapi rhinokonjungtivitis dan urtikaria pada dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun. Sama dengan antihistamin lainnya, Bilastin merupakan antagonis reseptor H1.

    2. Rupatadin merupakan salah satu antihistamin H1 non sedatif yang modern, dimana juga mempunyai efek tambahan berupa antagonis platelet activating factor (PAF). Secara komersial Rupatadin tersedia dalam bentuk sediaan tablet 10 mg di Spanyol dan beberapa negara eropa lainnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTIKONVULSI

HEMATOLOGI